Cari Dokter
myRSPIK
Tanya Kami
Bagikan :
Mengatasi stres kerja di kantor

Mengatasi stres kerja di kantor

Kata stres sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari dan tidak jarang karyawan kantor mengeluhkan tentang adanya stres dalam pekerjaannya. Bila seseorang mengatakan bahwa dirinya sedang stres, pasti konotasinya negatif karena stres sering diartikan bahwa seseorang sedang menderita. Memang stres itu sering membawa angin ‘distres’ yang artinya perasaan tak enak atau ‘suffering’, tapi ada juga yang disebut ‘good stress’ atau ‘eustres’ yang artinya stres yang baik —the type of stress we feel when we feel excited—it keeps us feeling alive and excited about life--- stres yang menguntungkan, misalnya stres yang memberi dorongan menghadapi tantangan agar seseorang lebih giat bekerja dan maju dalam upaya untuk mencapai prestasi yang terbaik. 

 

Stres kerja karyawan kantor

Stres akan dirasakan jika ada situasi yang tidak mampu dikendalikan. Timbulnya stres tentu ada kaitannya dengan kepribadian pekerja, jenis pekerjaan, situasi di tempat bekerja, gaji dan jaminan yang diperoleh, hubungan antara sesama pekerja, keadaan ruangan tempat kerja, jam kerja, dan lain-lain. Ada tempat kerja yang stresnya biasa-biasa saja dan terkesan eustres, tapi ada juga yang stresnya besar dan berlangsung lama sehingga sangat mempengaruhi produktivitas dan pencapaian kerja, mempengaruhi fisik dan mental-emosional, dan juga merusak berbagai relasi termasuk dengan keluarga di rumah. 

 

Kita hidup dalam zaman modern dengan ‘fast paced life’, termasuk pekerjaan kantor yang mengharuskan bekerja dengan cepat dan selesai dengan cepat juga, tentu akan membuat pekerjanya mengalami stres walaupun pekerjaan itu mungkin termasuk pekerjaan yang disukai. Umumnya stres kerja dikarenakan beban kerja yang besar, kurangnya kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, pekerjaan yang kurang menantang, kurangnya dukungan sosial, kurangnya dukungan terhadap keputusan-keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan dan ekspektasi pencapaian yang tidak jelas atau gaji yang rendah.

 

Beberapa contoh stres kerja dari pengalaman orang-orang yang bekerja dan beberapa penelitian para ahli yaitu:

  • Perasaan jenuh karena rutinitas pekerjaan.
  • Instruksi atasan datangnya mendadak disertai adanya‘dead-line’ (sudden-urgent deadlines).
  • Beban pekerjaan yang melampaui batas sehingga menimbulkan ketegangan jiwa dan mengganggu fungsi organ tubuh seperti sakit maag.
  • Fasilitas penunjang kerja yang mestinya di upgrade karena sudah tidak memadai, tetapi belum diganti-ganti dan dipaksakan penggunaannya.
  • Hubungan kerja yang kurang harmonis dengan sesama rekan kerja sehingga timbul stres walaupun sesungguhnya pekerjaannya tidak berat. 
  • Komunikasi yang kurang baik di antara sesama rekan kerja sehingga timbul salah pengertian.
  • Perbedaan dalam menyelesaikan pekerjaan, ada yang cepat tetapi ada juga yang lamban terutama bila bekerja dalam satu tim.
  • Kurangnya waktu istirahat karena ada tugas yang harus segera diselesaikan.
  • Tempat tinggal jauh dari kantor sehingga pulang sampai rumah sudah larut dan besok paginya harus berangkat lebih awal agar tidak terkena macet lalulintas.
  • Tugas yang harus dikerjakan kurang jelas dan atasan kurang memberi promosi sehingga tidak memuaskan dalam kegiatannya.
  • Hasil kerjanya tidak sesuai dengan harapan atasan sehingga takut di putuskan hubungan kerja (PHK).
  • Saat bekerja di kantor sering terinterupsi dengan kegiatan seperti harus membaca e-mail, menerima panggilan telepon, menerima pesan-pesan, menerima tamu, dan lain-lain sehingga mengganggu konsentrasi dalam bekerja
  • Tidak mendapatkan kenaikan gaji atau tidak ada promosi walaupun sudah cukup lama bekerja di tempat itu.
  • Memiliki ruangan kerja yang kurang nyaman, suasana tempat kerja yang kurang mendukung sehingga bekerja tidak tenang.
  • Rekan kerja dengan sikap yang kurang pantas atau kurang sesuai sehingga suasana kantor menjadi tidak nyaman.

 

Adanya pekerja yang stres di kantor dapat diketahui bila ada gejala-gejala yang dikeluhkan oleh pekerja-pekerja, antara lain: mudah cemas, mudah tersinggung, menjadi depresi, apatis, kehilangan minat, insomnia, mudah merasa lelah sepanjang hari, gangguan konsentrasi, ketegangan otot-otot, sakit maag, menarik diri dari pergaulan, gangguan fungsi seksual, penggunaan obat-obatan terlarang dan sebagainya.

 

Mengatasi stres kerja di kantor

Beban kerja yang besar tidak selalu menyebabkan stres karena ada juga karyawan yang senang bekerja keras, bahkan mempunyai motivasi kuat bahwa dengan bekerja keras bisa memperoleh promosi jabatan dengan segala keuntungannya (‘success under stres’). Ini banyak ditemukan pada pekerja dari kelompok muda yang senang mendapatkan tugas-tugas yang lebih banyak dan menantang walaupun kelompok yang lain juga sudah ikut terpicu untuk itu. 

Ada kemungkinan juga orang muda lebih energik, ambisius yang ingin cepat-cepat maju dengan mengejar prestasi, ingin cepat mendapatkan penghasilan besar, terkenal, dan mempunyai rencana masa depan yang lebih baik. Dalam hal ini tidak ada salahnya, cuma terkadang mereka menjadi ‘over whelmed and overly-busy’ di dalam melaksanakan pekerjaannya.

Ada yang berhasil mengatasi stres dengan istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, memiliki pergaulan yang harmonis, pandai berkomunikasi, berolahraga yang ringan dan teratur, berpikir positif, berperan dalam komunitas lingkungan setempat, bekerja giat, jujur, sopan-santun, terus melakukan silent competition (yang artinya terus belajar dan menimba ilmu) serta ada juga yang berkonsultasi kepada supervisornya untuk mendapatkan solusi yang terbaik.

Untuk mengatasi stres maka disarankan jangan menunda-nunda pekerjaan karena tumpukan pekerjaan akan menambah beban kerja, lebih baik segera diselesaikan karena makin cepat selesai akan semakin baik.  Juga menyiapkan dan merapikan tempat kerja agar senantiasa terasa nyaman saat bekerja. Juga perlu memotivasi diri dan bersemangat agar dapat berprestasi. Bila mendapati kesulitan maka anggap itu sebagai sebuah tantangan yang harus diselesaikan. Keberhasian dalam menyelesaikan berbagai masalah akan menambah kepercayaan diri yang pada akhirnya akan menambah semangat dalam bekerja.

Beberapa petunjuk lain untuk mengatasi stres antara lain: 

  • Mencatat semua hal yang menimbulkan stres dan bagaimana reaksi terhadap stres tersebut. Misalnya reaksi mengatasi stres dengan mencari makanan cepat saji yang penuh dengan lemak maka bisa diganti dengan melakukan olah raga yang ringan atau melakukan hobi lainnya. Sebaiknya hindari alkohol atau rokok dan ciptakan cara bereaksi yang sehat, jangan yang dapat menciptakan masalah lain misalnya gangguan kesehatan.
  • Jangan terlalu sering bekerja sampai melewati batas kemampuan diri sehingga akan merasa sangat terbebani. Sebaiknya ada saat-saat di mana Anda perlu mengambil waktu untuk beristirahat. 
  • Belajar bagaimana mempraktekkan relaksasi medis, tidak harus yoga dan tidak perlu di tempat yang khusus, tetapi dengan menutup kedua mata dan mengatur pernapasan.
  • Meminta bantuan atau petunjuk dari supervisor di tempat kerja apabila ada kesulitan.
  • Mencari dukungan positif dari anggota keluarga, teman dan kalau perlu melakukan konsultasi pada seseorang psikolog. Dan jagalah agar ‘always keep cool’ under so many demands.

 

Dalam hidup bekerja itu sangatlah penting, baik itu bekerja dikantor ataupun bukan di kantor. Dan hampir semua kegiatan dalam bekerja akan berjumpa dengan stres, termasuk dalam pekerjaan yang kita sukai sekalipun. Tekanan stres yang dirasakan adalah ketegangan jiwa dan saraf, di mana perasaan dan pikiran itu terbebani berat, bahkan sering juga fisik akan ikut dipengaruhi.

Tentu jalan keluar untuk mengatasi semua ini akan berbeda-beda karena pekerjaan setiap orang tidak sama, memiliki tuntutan kerja dan tanggung jawab yang berbeda pula. Namun secara umum ada langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk melindungi diri dari efek karena stres yaitu: tingkatkan kepuasan dalam bekerja, dukung kesejahteraan Anda di dalam maupun di luar tempat kerja dan senantiasa meng-upgrade diri supaya tidak ketinggalan dalam keterampilan maupun ilmu pengetahuan.