SKRINING PENDENGARAN PADA ORANG DEWASA
Keterampilan berbicara/ berkomunikasi merupakan hasil latihan selama bertahun-tahun sejak anak lahir sampai dewasa muda. Proses perkembangan bahasa dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain ; faktor biologis, faktor kognitif, faktor perilaku dan faktor lingkungan.
Otak manusia mempunyai kemampuan untuk mengubah sinyal bunyi yang masuk menjadi suatu pengalaman sensori berupa proses mendengar. Kemampuan otak untuk memberikan arti terhadap sensasi mendengar tergantung pada kumpulan kode yang dibawa oleh jalur pendengaran ke otak. Kumpulan kode tersebut selanjutnya diberi arti atau pemahaman sehingga menciptakan suatu pengalaman mendengar.
Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, informasi verbal harus terdiri dari frekuensi yang spesifik, kekerasan (loudness) yang cukup dan tempo pembicaraan yang teratur (temporal resolution). Proses ini tidak hanya terjadi dari organ pendengaran ke otak, namun juga dari otak ke organ pendengaran.
Seseorang perlu memeriksakan pendengarannya apabila sudah ada keluhan baik dari orang tersebut maupun dari orang lain (misalnya keluarga, teman dll). Umumnya keluhan dari orang tersebut berupa kurang jelas pada saat mendengar bahkan mengalami kesulitan dalam memahami pembicaraan dengan orang lain, baik secara langsung maupun melalui telepon misalnya. Sebaliknya orang terdekat juga menyadari adanya hambatan komunikasi baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam pekerjaan, sehingga membutuhkan volume suara yang lebih keras saat berbicara.
Penurunan kemampuan mendengar dapat disebabkan karena adanya kelainan yang terjadi baik pada telinga luar, tengah maupun telinga dalam.
Faktor usia, jenis kelamin (biasanya pada laki-laki lebih cepat dari perempuan), pola makan, metabolisme, infeksi, penebalan dinding pembuluh darah, bising, faktor keturunan merupakan penyebab adanya gangguan pendengaran pada usia lanjut. Umumnya gangguan pendengaran terjadi secara perlahan dan pada awalnya mengenai frekuensi tinggi dan secara bertahap akan mengenai frekuensi lainnya. Penurunan pendengaran biasanya terjadi pada kedua telinga secara bersamaan.
Pemeriksaan yang dianjurkan untuk skrining pendengaran adalah pemeriksaan THT untuk menilai kondisi telinga. Pemeriksaan akan melihat keadaan telinga luar terlebih dahulu yang harus dibersihkan sebelum melakukan pemeriksaan lanjutan. Untuk menilai telinga tengah akan dilakukan pemeriksaan Timpanometri dan OAE (Oto Accoustic Emission) untuk melihat fungsi sel rambut di rumah siput. Pemeriksaan Audiometri nada murni dilakukan untuk mengetahui ambang pendengaran secara frekuensi spesifik sehingga bisa menjadi panduan apabila dibutuhkan Alat Bantu Dengar.