GAWAT DARURAT
021 588 5100
OPERATOR
021 588 0911
021 5035 0911
APPOINTMENT CENTER
021 588 0911
REGISTRASI RAWAT INAP
https://bit.ly/PendaftaranRawatInap
Regenerasi/ Pengelupasan Kulit Secara Kimiawi (Chemical Peeling)
08 May 2013
Pengelupasan kulit/ Regenerasi kulit dengan bahan kimia dikenal juga dengan: chemical resurfacing, chemexfoliation atau chemosurgery adalah penggunaan satu atau lebih bahan-bahan Peeling pada kulit yang berfungsi sebagai pengikis epidermis dan atau dermis dengan mengakibatkan regenerasi jaringan epidermis dan dermis yang baru. Teknik-teknik aplikasi ini membuat luka terkontrol dan terjadi reepitelialisasi. Terkontrolnya luka ini akan mendorong terjadinya regenerasi jaringan baru dan menimbulkan terjadinya peremajaan kulit dengan berkurangnya garis garis keriput (fine line), gangguan pigmen pada kulit (pigmentary), warna kulit yang tidak merata (dishromias) dan Bekas luka jerawat / cacar air (depressed scars).
Pada dasarnya pengelupasan kimiawi merupakan percepatan regenerasi kulit yang diinduksi oleh penggunaan bahan-bahan kimia.
Pengelupasan kimiawi mengaktifkan perubahan dalam kulit melalui 3 mekanisme yaitu:
- Stimulasi dari pertumbuhan epidermis
- Menghancurkan lapisan kulit dan menggantikannya dengan jaringan baru hasilnya secara kosmetik lebih baik.
- Induksi dari reaksi peradangan yang lebih dalam pada jaringan, disamping nekrosis yang diinduksi oleh bahan pengelupas.
Sebelum pemakaian Peeling dalam ilmu kedokteran, pengelupasan (eksfoliasi) kulit diketahui dapat menyenangkan. Orang-orang mesir kuno menggunakan minyak hewani, garam dan batu pualam untuk mempercantik kulit. Para wanita Mesir kuno mandi menggunakan susu asam untuk memperhalus kulit, mereka pun mengetahui kegunaan asam laktat, AHAS Orang-orang Turki menggunakan api untuk menghanguskan kulit dan pengelupasan kulit yang ringan.
Pada tahun 1882 Unna, seorang ahli kulit dari Jerman menggambarkan khasiat dari asam salisilat, resorsinol;, fenol dan TCA. MacKee (1903) seorang ahli kulit dari Inggris mulai menggunakan fenol peel untuk mengurangi skar pada akne dan hasilnya dipubilkasikan pada tahun 1952. Pada tahun 1941, Eller & Wollf menggabungkan sulfur dan resorsinol yang awalnya diperoleh dari bangsa Mesir, Babilonia dan Indian, yang menggunakan batu apung pada kulit sebab dapat menyebabkan pengelupasan stratum korneum.
Pada tahun 1989, Monheit memakai teknik peel yang lain berupa resorsinol, asam salisilat dan asam laktat diikuti dengan TCA. Van Scott & Yu pada akhir 1970, telah melakukan penelitian tentang AHAS, percobaan tersebut dengan Chemical Peeling superficial berhasil dengan baik.
PEMBAGIAN CHEMICAL PEELING
Chemical Peeling (CP) terbagi atas 3 bagian yaitu CP superfisialis, CP menengah dan CP dalam, tetapi ada juga yang membagi dalam 4 kelompok dengan menambah CP sangat superfisialis.
Chemical Peeling superfisialis
Adalah pemakaian bahan-bahan Peeling untuk membuat perlukaan dari lapisan epidermis sampai lapisan papilaris dermis. Chemical Peeling superfisialis ini biasa juga disebut peel penyegar atau peel pelembut dan umumnya dilakukan beberapa kali untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Medium-depth Peeling (Chemical Peeling menengah)
Pengelupasan menyebabkan nekrosis pada epidermis dan sebagian atau seluruh dermis bagian papilaris.
Chemical Peeling dalam (Depth Chemical Peeling)
Bahan pengelupasan kimiawi menimbulkan nekrosis dari epidermis dan papilla dermis yang meluas ke dalam retikulasi dermis.
Meskipun pada CP menengah dan dalam dapat menyebabkan kerusakan dermis seperti terjadinya nekrosis, infiltrasi seluler, edema dan disorganisasi kolagen, tetapi pada kedua CP ini tidak menyebabkan perubahan pada kelenjar adneksa dan tidak menyebabkan kerusakan permanent pada pembuluh darah dermis.
INDIKASI CHEMICAL PEELING
Indikasi CP adalah :
- Keratosis aktinik, tumor premaligna dan jinak epidermal serta kerut yang timbul karena pajanan sinar Matahari.
- Gangguan warna kulit (pigmentary), Ketidakadaan seimbangan warna kulit (dischromias) berespon baik terhadap Peeling kimia jika sebagian besar pigmen didaerah kedalaman Peeling.
- Akne vulgaris dan jaringan parut pasca akne membaik dengan Peeling superficial.
Indikasi pada GP superficial
- Skin rejuvenation
- Wrinkles
- Melasma
- Freckles
- Acne and acne scarring
- Tattoos
- Post imflamatory hiperpigmentation
- Hipertropic scars
KONTRAINDIKASI RELATIF
Adapun kontraindikasi relative pada CP adalah:
- Keloid
- Riwayat penyakit herpes simpleks, hepatorenal, jantung
- Riwayat radiasi pada wajah
- Penderita yang dalam pengobatan isotretinoin
- Gejala HIV positif
- Baru dilakukan pembedahan bleparoplasti
- Penderita yang tidak realistis
PERSIAPAN PEELING
Priming dilakukan minimal 2 minggu sebelum dilakukan Chemical Peeling. Dapat dipakai asam retinoat, AHA atau pemutih, ini biasanya dipakai pada Peeling superfisialis dengan menggunakanbahan Peeling seperti : TCA, asam alfa hidroksi, formula Jessner dan asam salisilat.
PERAWATAN SETELAH CHEMICAL PEELING
Chemical Peeling superfisialis
Perawatan setelah Peeling sifatnya ringan, dimana beberapa dokter menganjurkan menggunakan air atau pelembab selama 48 jam.
Medium-Depth Peeling
Tretinoin dan tabir surya digunakan segera setelah reepitelisasi yaitu biasanya pada hari ke 7-14. Pemakaian MDP dapat diulang setelah enam bulan bila masih diperlukan atau ada area yang terlewatkan.
Chemical Peeling dalam
Edema eksudatif dikompres 3-5 sehari dengan air atau anti septic (betadin, hibiclens) asam borak atau air dengan menggunakan sower, cara lain dengan pemakaian hidro koloid (vigilon) diganti setiap hari. Usahakan luka bekas krusta supaya sedikit kemungkinan terjadi infeksi. Penderita tidak diperbolehkan menyentuh wajahnya.
Bila gatal dapat diberi pelembab non komedogenik, salep hidrokortison atau ice pack. Hindari pajanan sinar matahari sampai terjadi epitelisasi.
KOMPLIKASI CHEMICAL PEELING
Efek samping Chemical Peeling mungkin terjadi.
Jenis komplikasi yang terjadi berbeda seiring maningkatnya pemakaian Peeling
Adapun komplikasi yang dapat terjadi adalah:
- Perubahan pigmentasi
- Jaringan parut / Keloid
- Infeksi
- Eritema atau pruritus
- Atropi
- Milia
- Urtikaria
- Sindroma syok toksik
Dr. T. Hermanda SpKK
Spesialis Kulit dan Kelamin
RS Pantai Indah Kapuk